LANTABUR.TV
www.ppg-indonesia.com
CONTENT TWITTER HERE
CONTENT FACEBOOK HERE
Sabtu, 20 Oktober 2012
Sejerah telah berulang
Dahulu seorang nabi yang bernama Nuh diperintah Tuhannya untuk membuat kapal/perahu besar sebagai ujian. Nuh dan kaum yang beriman saat itu taat untuk masuk ke perahu meskipun terlihat ridiculous. Hanya imanlah yang membuat mereka naik ke perahu. Sementara sebagian dari kaum Nuh yang tidak beriman (termasuk dari keluarganya) tidak mau masuk ke dalam perahu dan berakhir tragis.
Kalau kita hidup saat itu dan diperintahkan naik perahu, belum tentu juga kita akan naik. Bayangkan, di tengah daratan…di bukit… dikelilingi gurun pula…, disuruh buat perahu dan disuruh masuk ke dalamnya. Kalau bukan iman, tidak bakal kita akan naik. Anda mungkin langsung menjawab: “saya juga pasti akan naik jika disuruh pada saat itu!” Eits jangan terlalu cepat ambil kesimpulan. Itu semata-mata karena sekarang anda sudah tahu ending ceritanya. Seandainya orang-orang yang tidak naik perahu pada saat itu tahu dahsyatnya banjir saat itu, niscaya mereka akan naik ke perahu juga.
Cerita kedua adalah tentang Bani israil yang diperintahkan untuk mencari sapi betina untuk disembelih. Karena ini adalah perintah Tuhan, maka Bani Israil mulai bertingkah untuk tanya macam-macam. Karena mereka pikir ini adalah perintah ‘istimewa’, tentunya si sapi haruslah juga yang spesial. Pertanyaan-pertanyaan seperti warna, usia, pekerjaan dari si sapi tidak luput ditanyakan ke Musa. Walhasil, nyaris saja perintah ini tidak dikerjakan saking sulitnya mencari sapi yg sesuai dengan kriteria tambahan.
Lalu apa relevansi dari cerita-cerita di atas dengan blog ini?
Saya hanya ingin menyampaikan rasa salut dengan teman-teman di LDII yang berusaha menjalankan perintah dengan kesederhanaan berpikir. Terutama masalah keimaman. Teman-teman di LDII menganggap perintah berjamaah merupakan sesuatu yang harus dikerjakan semaksimal mungkin. Tetapi juga mengerjakan perintah dengan apa yang ada/disediakan tanpa menunda-nunda. Adapun hasilnya diserahkan kepada yang memberi perintah. Perintah berjamaah adalah perintah Tuhan. Sama seperti pada dua cerita di atas, kalau semua orang berpikir sederhana dengan mata iman, mungkin kehidupan ini akan lebih mudah.
Sementara kelompok lain seperti Salafy indon, selalu mencoba merasionalkan perintah. Misalkan dengan berargumen: “perintah berjamaah/berimam itu kan tentang masalah kekuasaan. Jadi perangkat-perangkatnya harus memenuhi pendekatan syarat kekuasaan negara. Jadi imam itu haruslah seorang pemimpin negara. dst.” Sama seperti Bani Israil yang merasionalkan perintah bahwa sang sapi haruslah sapi yang istimewa dengan karakter khusus. Atau sama seperti kaum nabi Nuh yang tidak naik perahu yang merasionalkan: “wah ngapain bikin perahu di puncak bukit? perahu itu kan tempatnya di laut/sungai/danau? Mbok ya bikinnya di sana deket2 pantai.”
Mudah-mudahan kita bisa berkaca bahwa menjalankan perintah Tuhan itu perlu kesederhanaan, kearifan dan mata iman. Tulisnnya (wongpinter)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Segala keritik dan saran akan menjadi satu kebaikan dimasa yg akan datang,dan itu sangat kami harapkan.
Blog Buatan, Bolo Dewe