Keterbatasan fisik bukanlah suatu alasan untuk berhenti beribadah
kepada Allah SWT, karena esensi dasar penciptaan manusia adalah untuk
beribadah kepada-Nya dalam situasi dan kondisi apapun.
Seorang
tuna netra tampak meraba sebuah halaman Al-Qur'an besar dengan tulisan
berbentuk bintik-bintik. Tidak ada kelihatan tinta
hitam layaknya Al-qur'an seperti pada umumnya yang dijual orang di
pasaran. Tapi jelas terdengar begitu merdunya lantunan Ayat-Ayat Suci
Al-Qur'an dari lisan penghuni panti khusus Tuna Netra Fajar Harapan,
Martapura, Kalimantan Selatan.
Al-Qur'an Braille memang akan
sulit dibaca oleh orang dengan mata normal. Tapi bagi penderita tuna
netra, Al-Qur'an Braille adalah jendela yang menjadi jalan cahaya Ilahi
hingga mmbuat mereka melihat indahnya ciptaan Allah.
"Al-Qur'an
kami memang beda. Ukurannya juga lebih besar dan dibagi per juz," kata
Rudi, salah satu penghuni panti yang juga seorang tuna netra.
Subhanallah!
Sungguh ironi, mereka yang tak mampu melihat saja begitu bersemangatnya
membaca Al-Qur'an. Namun kebanyakan orang awam (seperti kita) yang
masih dianugerahi kesehatan dan kesempurnaan fisik masih enggan membaca
Al-qur'an.
"Tiap malam usai tarawih mereka bersama-sama melakukan tadarusan hingga 3 juz. Kadang bisa sampai 5 juz," tambah Rudi.
Allah memberi ujian kepada mereka berupa buta mata. Akan tetapi ujian
itu bukanlah beban dan penghalang bagi mereka untuk tetap membaca dan
mmpelajari Ayat-Ayat-Nya.
Subhanallah!
Bagaimana dengan aku?
Bagaimana dengan kita?
Ya ALLAH, hati ini bergetar. Matapun langsung berkaca-kaca menahan tangis. Aku merasa malu. Teramat malu pada-Mu ya Rabb.
Astaghfirullahal 'adhim.
Ya ALLAH aku telah lalai.
Ya ALLAH,
Semangat beribadah itu begitu tampak tumbuh subur dalam lisan dan mata mereka.
Ampuni kami Ya ALLAH.
جَزَاكَ الله خَيْرًا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Segala keritik dan saran akan menjadi satu kebaikan dimasa yg akan datang,dan itu sangat kami harapkan.
Blog Buatan, Bolo Dewe