Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Tak ada yang lebih berharga dalam rumah-tangga kecuali pernikahan yang
penuh barakah. Tak ada yang lebih patut kita harapkan dalam pernikahan
melebihi barakah. Inilah yang Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam
tuntunkan kepada kita. Sesungguhnya, barakah adalah kebaikan yang sangat
banyak, kebaikan yang berlimpah, kebaikan yang bertambah-tambah.
Jika pernikahan kita berlimpah barakah, maka bahagia pasti akan
menyertai. Sebaliknya, pernikahan yang bahagia, belum tentu ada barakah
di dalamnya.
Jika Allah Ta'ala berikan barakah, maka apa yang
tampaknya merupakan kesulitan, maka ia akan menjadi jalan kebaikan. Apa
yang tampaknya berat, mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, jika Allah
Ta'ala mencabut barakah dari pernikahan, maka apa yang saat ini
mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan akan menjadi jalan datangnya
keburukan di kemudian hari. Itu sebabnya, kita harus senantiasa
mengharap barakah Allah 'Azza wa Jalla dan berusaha untuk menempuh jalan
yang penuh barakah.
Semoga Allah Ta'ala berikan taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Kita memohon petunjuk dan kekuatan kepada
Allah subhanahu wa ta'ala untuk mampu melaksanakan apa yang telah
ditunjukkan-Nya.
Sesungguhnya nilai setiap amal sangat
tergantung kepada niatnya. Jika niat kita benar dan mulia, maka hal-hal
mubah yang kita kerjakan dalam rangka meraih kemuliaan tersebut, akan
terhitung sebagai kemuliaan juga. Sebaliknya, apa-apa yang diwajibkan
maupun disunnahkan dalam agama ini, jika melakukannya bukan karena niat
yang benar, maka kebaikan tersebut tak berharga di hadapan Allah
subhanahu wa ta'ala.
Nikah merupakan salah satu sunnah Nabi
shallaLlahu 'alaihi wa sallam. Yang dimaksud sunnah dalam hal ini adalah
sesuatu yang dicontohkan dan sekaligus diperintahkan dengan perintah
yang jelas dari Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam. Jika kita
menikah karena ingin memuliakan sunnah, maka Allah Ta'ala akan limpahi
barakah dalam pernikahan kita. Karena itu, kita perlu membenahi niat,
terutama saat menjelang nikah agar niat kita lurus. Kita menikah karena
ingin mengikuti sunnah Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam. Bukan sekedar
karena sudah sangat ingin menikah.
Mari kita ingat sejenak sabda Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam:
اَلنِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِي فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِي فَلَيْسَ
مِنِّي، وَتَزَوَّجُوْا، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ، وَمَنْ
كَانَ ذَا طَوْلٍ فَلْيَنْكِحْ، وَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَعَلَيْهِ
بِالصِّيَامِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ
“Menikah adalah
sunnahku. Barangsiapa yang enggan melaksanakan sunnahku, maka ia bukan
dari golonganku. Menikahlah kalian! Karena sesungguhnya aku berbangga
dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh ummat. Barangsiapa
memiliki kemampuan (untuk menikah), maka menikahlah. Dan barangsiapa
yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu adalah perisai
baginya (dari berbagai syahwat).” (HR. Ibnu Majah).
Maka, niat
perlu ditata, tujuan perlu dibenahi. Selebihnya, kita perhatikan apa-apa
yang dituntunkan oleh Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam terkait
dengan nikah, utamanya pada masa pengantin baru. Saya hanya membahas
apa-apa yang jarang dibahas, tetapi sangat penting bagi kebarakahan
pernikahan. Artinya, ada banyak hal lain yang perlu dipelajari dan tidak
saya sampaikan pada kesempatan kali ini mengingat sempitnya waktu serta
mempertimbangkan apa yang paling penting berkait dengan barakahnya
pernikahan.
Yang pertama, disunnahkan bagi kedua mempelai
berdo'a memohon barakah bagi pernikahannya serta meminta do'a kebaikan
dan kebarakahan kepada kaum muslimin. Sesungguhnya selain untuk
mengumumkan kepada masyarakat dan berbagi kegembiraan, walimah juga
merupakan sarana untuk meminta do'a kepada kaum muslimin. Dan tidak ada
do'a yang lebih utama untuk orang yang baru menikah, melebihi do'a
barakah sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah shallaLlahu 'alaihi
wa sallam:
بَارَكَ اللهُ لَكَ، وَبَارَكَ عَلَيْكَ، وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي الْخَيْرِ
"Semoga Allah memberkahimu, dan semoga memberkahi atasmu, serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan." (HR. At-Tirmidzi).
Inilah do'a yang dituntunkan oleh Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa
sallam: ringkas, padat dan mencakup semua yang terbaik dalam pernikahan.
Sebagian orang menyusun do'a yang lebih panjang, tetapi kurang tepat
dari segi kesiapan kita untuk menjalani andaikata dikabulkan sepenuhnya,
disamping kurang mencakup segala kebaikan yang kita harapkan. Ini
misalnya dapat kita temukan pada do'a yang mulai kerap diucapkan dalam
beberapa perhelatan pernikahan belakangan ini. Sepanjang pemahaman saya,
do'a yang dituntunkan Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam merupakan
contoh terbaik. Bukan terlarang berdo'a dengan kalimat sendiri, tetapi
hendaknya tidak sampai berlebihan dalam berdo'a.
Tentang
berlebihan dalam berdo'a, berkenanlah untuk membaca catatan lain
bertajuk Bahkan Ia Masuk Ke Jantung Kita di facebook page ini juga.
Yang kedua, kita mendapati dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh
Imam Malik, Ath-Thabrani dan Ibnu Majah bahwa ketika Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu 'anhu menikah dengan Fathimah radhiyallahu 'anha (putri
Nabi), maka pada malam pengantin baru sebelum kedua mempelai dukhul
(bermalam bersama), Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam meminta air
wudhu (beliau berwudhu), menuangkannya pada 'Ali, lalu mendo'akan
keduanya:
اَللَّهُمَّ بَـارِكْ فِيْهِمَا، وَبَارِكْ لَهُمَا فِيْ بِنَـائِهِمَا
Ya Allah, barakahilah keduanya dan berkahilah keduanya dalam percampuran keduanya.
Sekali lagi, ini memberi pelajaran berharga bagi kita betapa yang
paling patut diharapkan, dimohonkan dengan penuh kesungguhan dan
diupayakan oleh orangtua yang menikahkan anak pun adalah barakah bagi
pernikahan tersebut serta percampuran yang terjadi di antara keduanya.
Semoga tidaklah lahir dari pernikahan tersebut kecuali keturunan yang
memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaaha illaLlah.
Yang ketiga, sunnah bagi mempelai laki-laki sebelum bermalam pertama
untuk berdo'a dengan memegang ubun-ubun istrinya dengan do'a:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِمَـا جَبَلْتَهَا
عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّمَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan
kebaikan watak yang telah Engkau jadikan padanya, serta aku berlindung
kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan watak yang telah Engkau
jadikan padanya." (HR. Abu Dawud & Ibnu Majah).
Merawat Cinta
جَزَاكَ الله خَيْرًا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Segala keritik dan saran akan menjadi satu kebaikan dimasa yg akan datang,dan itu sangat kami harapkan.
Blog Buatan, Bolo Dewe