1. Membawa masalah ini pada Alloh, tak ada satupun masalah lepas dari
aturan Alloh, semua sudah ditentukan, dalam sebuah al-Hadist dikatakan, “
Aku mendengar Rasulullah n bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللهُ
الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ: اكْتُبْ. قَالَ: رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ:
اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
Yang pertama kali diciptakan
oleh Allah adalah qalam (pena). Allah l berfirman, ‘Tulislah!’ Dia
menjawab, ‘Apa yang aku tulis?’ Allah berfirman, ‘Tulislah takdir segala
sesuatu hingga hari kiamat!’.”
Ubadah berkata, “Wahai anakku, aku mendengar Rasulullah n berkata,
مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّي
‘Barang siapa yang meninggal tidak dalam keyakinan seperti ini, dia
tidak termasuk golonganku’.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi, disahihkan
oleh asy-Syaikh al-Albani). Tetaplah berprasangka baik pada Alloh ada
maksud baik dibalik masalah itu, temukanlah
2. Bangkit menggali
potensi, daripada berpikir menyesali dan berkutat dengan kekecewaan coba
gali potensi kita mungkin dengan mengikuti atau mencoba suatu kegiatan
yang sekiranya sesuai dengan minat dan bakat kita sendiri, dengan asik
pada kegiatan baru disanalah pengganti kebahagiaan yang mungkin akan
lebih menyenangkan dan menguntungkan dari apa yang telah membuat kecewa
diri , kitapun akan bersyukur hal itu terjadi.
3. Memandang manusia
apa adanya. Mungkin penyebab kecewa kita berharap manusia melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang kita inginkan atau seideal apa yang kita
kira, jika itu yang ada dalam pandangan kita maka siap-siaplah untuk
kecewa. Sebenarnya tak ada yang berhianat yang ada manusia bergerak
kearah apa yang ia senangi sebagaimana kita sendiri ada sesuatu yang
kita senangi yang secara khusus membentuk teman atau pasangan hidup yang
khusus juga untuk kita agar sangat sesuai dengan apa yang kita senangi,
ini berjalan dibawah sadar dan kuat sekali pengaruhnya menarik keadaan,
orang, banda peristiwa hadir ke diri kita sendiri. Maka terimalah
manusia apa adanya dengan segala keunikannya termasuk bedanya dengan
diri kita.
4. Bersama Alloh kita bisa. Mintalah pada Alloh agar
selalu mendampingi perjalanan hidup ini, mintalah ilham/ide yang benar,
sebagaimana yang dilakukan nabi selalu berdoa, “Do'a mohon ilham yang
benar :
اللَّهُمَّ أَلْهِمْنِي رُشْدِي وَأَعِذْنِي مِنْ شَرِّ نَفْسِي
" Ya Alloh, berilah aku ilham yang benar dan lindungi aku dari jeleknya diri "
( HR Tirmidzi )Ya Alloh berilah aku Ilham yang baid dan berlindung aku
dari jeleknya diriku”. Mulailah setiap pekerjaan dengan menyebut nama
Alloh, menyerahlah pada Alloh, upaya dalam pasrah pada Alloh artinya
kita meletakan diri ditangan Alloh, ini semua menghindari ambisi dan
keserakahan, bahwa apa yang samapai dari usaha kita itulah yang terbaik
untuk kita. Jika merasa tak senang katakanlah, “ inna lillahi wa inna
ilaihi raji’un “ (Sungguh kami milik Allah dan sungguh kami kembali
pada-Nya.” Lalu berdoa, Allahuma jurnii fi musibatii wakhlif ly khairan
minhaa (Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini dan gantikanlah
untukku dengan yang lebih baik daripadanya). Niscaya Allah akan
memberinya pahala karena musibah itu dan menggantikan untuknya dengan
yang lebih baik" (HR Muslim 2/632). Doalah dengan ihlas dan sungguh maka
Alloh akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Semoga ada
manfaatnya…
جَزَاكَ الله خَيْرًا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Segala keritik dan saran akan menjadi satu kebaikan dimasa yg akan datang,dan itu sangat kami harapkan.
Blog Buatan, Bolo Dewe